Halaman

Selasa, 18 Agustus 2015

ripple 5


Chapter 5
Scared

  .vrea berjalan di sebuah lorong yang gelap dan sepi,matanya menelusuri setiap celah dan berharap bisa keluar dari sana.terdengar langkah terseret mendekatinya,dia ketakutan jantungnya berdegup kencang,nafasnya memburu,dia mempercepat langkahnya,namun kakinya berat "vreaaa vreaaa....." terdengar seseorang berbisik memanggilnya,vrea ingin berteriak,namun tak ada suara yang bisa ia keluarkan,lalu sesosok penuh luka bakar muncul di hadapanya,vrea tak bisa berteriak,dia berjalan mundur,lalu sosok itu juga di belakangnya,lalu muncul dari segala arah,mengepungnya "vreaa......aku....briaaaan" sosok itu brian!! Vrea ketakutan,dan tak kuasa menahan dirii lalu "aaaaaaaaaaaaaaa" vrea akhirnya bisa berteriak kencang sekali
"Vrea...sayang kamu mimpi buruk"
Vrea terbangun "hah....mimpi...iya maa " vrea menangis memeluk mamanya "maa vrea takut",
" tenang sayang....itu cuma mimpi"vrea masih memeluk mamanya,dia ketakutan,brian.menghampirinya di mimpi,"apakah aku benar benar yang telah membunuhnya? " pikirnya
Hanya terdengar isak tangis vrea yang ketaakutan "sudah,ayo mandi,lalu sekolah" ibunya memecah keheningan vrea mengangguk.

Tak bisa ia lupakan mimpinya,terus memikirkanya hingga tak terasa langkahnya sudah membawanya sampai ke sekolah,lagi lagi,sindiran demi sindiran dia dengarkan
"Kamu tau,aku melIhat dia tersenyum senyum kemarin"
"Benarkah?kurang ajar sekali?apa dia tidak.punya hati?saat teman sekelasnya mati,harusnya dia bersedih"sindir beberapa orang yang membahas kebahagiaan kecil nya kemarin
" selamat pagi"
Sapa truston lalu menutup telinga vrea,lalu vrea  menoleh bingung
"Sudah jangan dengarkan mereka" vrea mengangguk
"Yaaa" jawabnya.lalu langkah mereka terpisah di depan kelas vrea,lalu truston di sambut temanya "aku heran kenapa kamu mau berteman dengan perempuan itu,dia aneh,dan ayahnya koruptor" truston tersenyum "itu bukan urusanmu,dia temanku,dan akan selalu aku lindungi dia" samar samar vrea mendengar percakapan itu,lalu dia tersenyum lagi
Berbeda dengan truston yang di sambut hangat,kelas vrea terasa mencekam saat ia masuk,lagi lagi sindiran2 karna dia terus tersenyum kemarin terdengar,dia tak mau ambil pusing,mau bagaimana lagi,karna hari itu memang dia bahagia.
Sepulang sekolah beberapa anak termasuk amgel menghadangnya,
"Apa maksutmu kemarin!?" teriak angel sambil menggebrak bangku vrea,vrea hanya diam dan berdiri hendak melangkah pergi
"Hey!!" seorang anak menjambak rambut vrea
"Aaw" vrea menahan sakit dan kembali menarik rambutnya
"Kamu tersenyum sepanjang hari saat semua orang berduka!!kamu iblis"
Kaliini vrea tak bisa.menahan,lalu dia tersenyum kecut
"Mau bagaimana lagi?aku bahagia....setidaknya  1 mulut telah terbungkam selamanya"
Plak!!
Angel mendaratkan tamparanya
"Kurang ajar!!brian adalah sahabatku!kau...bahkan hanya memiliki truston yang kasihan padamu,tidak akan mengerti rasanya kehilangan sahabat,tidak seharusnya kamu memasang wajah seperti itu!!"
Lagi lagi vrea tersenyum
"1 iblis telah terperangkap di neraka,bahkan seharusnya aku berpesta"
Wajah angel memerah,lalu meludahi vrea,vrea memalingkan wajahnya,lalu segera membersihkanya dengan tisu di kantongnya.lalu menatap angel tajam
"Jadi kamu merindukanya?jangan khawatir,sebentar lagi kau akan menyusulnya ke neraka!!" vrea meninggalkan angel dan semua orang disana menatapnya dengan benci
"Kau lah yang akan ke neraka!!dasar iblis...AAAARRGGHH " Angel marah2 lalu beranjak pulang juga

"Heyy" sapa truston di depan gerbang lalu dia melihat pipi vrea yang membiru
"Astaga....ada apa lagi" wajahnya kini khawatir
"Seorang yang merasa tersinggung karna kematian sahabatnya membuatku bahagia menamparku " vrea tersenyum sinis
"Yatuhan....ayo kita beli es untuk mengkompresnya...pasti sakit"
Vrea mengangguk,
Lalu angin berhembus sangat kencang,vrea menutup mata agar tak ada debu yang masuk kesana,namun tiba tiba yang dia lihat adalah noir,
Vrea terkejut matanya membelalak,teringat perkataanya di kelas tentang angel yang akan menyusul brian
"Tidak mungkin...mustahil terjadi lagi"
"Hah?apa ?apa yang mustahil" kata katanya terdengar truston
"Eemmm bukan apa apa...ayo pulang"
Ajaknya
Truston mengangguk lalu mereka pulang

Chapter 5-scared -end
Chapter 6-second

ripple 4

ripple #3


#chapter 3

-memmory

Ini adalah kejadian saat usia vrea masih 9 tahun,dia sedang bermain dengan boneka boneka nya di depan  rumah,"sayang sedang bermain boneka? " mama nya keluar rumah vrea tersenyum pada mamanya dan menceritakan apa yang tadi dia mainkan tiba tiba seorang pria keluar dr rumahnya,dan senyuman vrea pun lenyap,itu adalah ayah tiri vrea,mereka menikah tahun lalu,ayah kandung vrea meninggal saat usianya masih 4 tahun
"Halo sayang....papa berangkat kerja dulu ya" dia hendak mencium kening vrea,tapi vrea mengindar,pria itu tersenyum dan membelai rambut vrea "hati hati di jalan ya mas",kata mama vrea sambil membetulkan dasi yang miring " iya sayang"
"Vrea...kenapa tidak menjawab pamit papamu tadi" perintah mamanya
Vrea berdiri "iya om" wajahnya cemberut dan lari masuk rumah "vrea!! Panggil dia papa!" triak mamanya,tapi tanpa menjawab vrea mamsuk kamar "sudah....dia mungkin belum siap,yasudah,aku berangkat" mama vrea mengangguk dan pria itu pergi

Sore hari,vrea melihat beberapa anak gadis bermain di dekat rumahnya,dia tak berani untuk menanyakan bahwa dia juga ingin ikut bermain,meskipun dia menginginkanya,lalu seorang gadis menghampirinya
"Hey ayo bermain....kami kekurangan orang" kata gadis itu
Vrea tersenyum dan hampir menjawab iya sebelum seorang gadis lain mencegah dari kejauhan "hey!!jangan dia!! Dia itu anak aneh"
Vrea terkejut dia sangat sedih "iya dia selalu diam dan bermain sendiri,dia tinggal di rumah besar di sana itu,aku sering melihatnya bermain sendiri seperti orang gila ahahahaha" gadis lain menimpali,gadis yang tadinya mengajak vrea pun berlari menjauh seakan jijik,
"Ta...tapi...aku bermain sendiri karna aku tidak punya teman....tidak ada yang mengajaku" tak ada satupun yang menghiraukan vrea
Akhirnya vrea berjalan sendiri ke taman,saat taman masih terawat dan bunga2 masih bermekaran,dan air mancur masih mengalir...tapi taman itu sepi...hanya beberapa orang saja di sana,vrea duduk di ayunan tua dengan suara nyaring saat mulai ber ayun,beberapa saat kemudian,dia melihat seorang anak laki laki yang berlarian,menuju ke arahnya,lalu bersembunyi di balik pohon,vrea memandanginya heran
"Hey hey,jangan melihat ke sini,jika ada yang mencariku,jangan bilang aku disini,mengerti!!" bisik anak itu,vrea hanya mengangguk
Dari jauh terlihat seorang wanita yang sedang berlarian "trustoon!!truston!! Dimana kamu?dasar anak nakal!" Teriaknya,saat itu vrea menyadari bahwa wanita itu lah yang mencari anak tadi,wanita itu menghpiri vrea
"Hey anak manis,kamu melihat anak laki laki di sekitar sini ?" tanya nya,vrea bingung,dan dia asal menunjuk "a...aku tadi melihat anak laki laki berkaos biru lari...di...disana" jawabnya gugup
"Ooh ya,trimakasih ya,dasar anak itu nakal sekali" wanita itu pun pergi
"Hey terimakasih...aku truston...kamu siapa?" sapa anak itu
"A..aku vrea...ng...ke...kenapa dia mencarimu...dia siapa?" tanya vrea gugup,karna dia memang jarang bicara pada orang asing
"Haha nama mu lucu sekali,dia salahsatu pengurus panti asuhan,heehe...dan aku baru saja memecahkan kaca di kantornya,jadi dia marah,kamu terlihat seperti seumuran denganku,berapa usiamu?" anak itu cengengesan,saat melihat truston yang tertawa lepas hati vrea merasa tenang,baru kali ini ada yang tidak menjauhinya,
"A...aku 9 tahun....Pa...panti asuhan di seberang jalan di sana?apa kamu tinggal di sana?na...namamu truston kan?"
Truston mengangguk
"Ya....sejak aku masih umur 4 tahun,pemilik panti asuhan adalah teman orangtuaku,mereka meninggal karna kecelakaan,jadi dia mengurusku,dia sangat menyayangiku,hei...bulan depan usiaku 10 aku lebih tua darimu"
Truston tersenyum
"4 tahun?papaku juga meninggal saat usiaku 4 tahun" vrea merasa nyaman bersama truston,
"Jadi sekarang kamu tidak punya papa?"tanya trustkn
" emmm tidak juga....ada seorang laki laki yang sekarang menjadi ayah tiriku...tapi....aku tidak suka dia....dia....dia bukan papaku...aku tidak mau memanggilnya papa"wajah vrea kembali cemberut
"Ayolah,setidaknya kamu tidak tinggal di panti asuhan seperti ku....." wajah truston sangat ceria,padahal harusnya dia lebih bersedih dari vrea
Sejak itu vrea dan truston sering bermain bersama,saat pertama kali vrea mengajak truston main ke rumahnya,mama vrea sangat senang karna untuk pertama kalinya vrea mengajak temanya ke rumah,bahkan mama nya meminta agar truston sering sering main ke rumahnya,dia bahagia akhirnya putrinya memiliki seorang teman,bermain bersama,dan melihat vrea lebih sering tertawa,dan mulai memanggil ayah tirinya dengan sebutan papa,meskipun jarang,

2 tahun berlalu,truston di adopsi oleh sepasang suami istri yg sudah lama sekali menikah,namum tidak juga memiliki keturunan,mendapat berita tersebut vrea bersedih karna dia berfikir akan berpisah dari sahabatnya,namun tidak,truston terus merengek dan bilang tak ingin pergi dari kota tersebut,yang akhirnya orangtua barunya memutuskan untuk pindah di kota itu,dan truston bisa terus menjaga vrea dari anak anak yang menjahilinya,
Saat smp dan hingga kini sma,mereka selalu mendaftar di sekolah yang sama,meskipun jarang bisa satu kelas,truston yang selalu beraama vrea,truston yang menjaga vrea

#chapter 3 -memmory- end
Chapter 4 - first-


ripple #2


#chapter 2
Guardian

   .Vrea menelusuri jalan2 taman,dia belum bisa pulang,mama nya akan sedih melihat dia bolos sekolah,tapi dia tak tahan lagi berada di sana
Kembali ia temukan sebuah tempat duduk,kali ini di dekat sebuah air mancur yang entah sejak kapan mati dan hanya menyisakan kolam hijau yang kotor,di bawah sebuah pohon dengan udara yang lembut
Taman itu sangat sepi,tak terrawat,  gersang, hanya ada beberapa tanaman bunga yang masih hidup,sisanya hanya tanaman dan rumput liar yang tumbuh tak beraturan,dan beberapa permainan yang berkarat,entah masih bisa di main kan atau tidak
Vrea mendongak kan kepalanya,menikmati sinar matahari di sela sela dedaunan,dan masih memikirkan kata kata noir....
Mustahil....dia asal bicara...pikirnya
Dia kembali tertegun saat menyadari pria itu mengetahui namanya,dia menegak kan kepalanya....."siapa noir...bagaimana dia tahu namaku?" vrea menundukan kepalanya,menyadari ada nama dada di seragamnya,lalu tersenyum...haha pantas saja,pikirnya
"Benar benar hanya orang asing yang asal bicara"
Lalu teringat akan roknya yang tiba tiba bersih,dia tak mau ambil pusing,lalu dia menganggap dia semdirilah yang tak sadar membersihkanya....dengan sangat cepat...

Angin berhembus lembut,vrea mengantuk...dan tertidur di sana...
"Vre.....vrea.....hey....bangun...kenapa tertidur di sini" suara lirih membangunkanya,kini matahari terik di atas kepalanya
"Truston!!" vrea terkejut truston...satu satunya teman vrea sejak dia kecil,satu satunya yang baik padanya,
"Aku dengar kejadian tadi dari bu jasmin,dan aku tau kamu pasti kesini"
Vrea tersenyum,truston satu sekolah dengannya,tapi berbeda kelas,
"Maaf aku tidak bisa melindungimu"
"Kamu selalu melindungiku sejak dulu"
Ya,trustonlah yang selalu membela vrea saat dia dibully,di olok olok,di sakiti,truston adalah malaikat penjaganya
"Tapi,aku tidak mungkin terus terusan bergantung padamu" ucap vrea
Truston tersenyum "semua akan baik baik saja"
"Ya" jawab vrea bersemangat,

Bagi vrea,apapun yang di katakan truston...dia akan mempercayainya,jika truston bilang langit itu hijau,maka vrea akan melihat langit itu hijau,jika truston bilang bumi ini prersegi,maka bumi memang persegi bagi vrea,dan jika truston bilang semua baik baik saja,maka ya,semua akan baik baik saja,apakah karna namamya? "Trust"? Entahlah....vrea tak peduli,dia hanya mempercayainya

" ayo pulang"ajak truston
"Ayo"


#chapter 2-guardian-end
#chapter 3-memmory-


ripple#1



Part 1
A story begin

   .vrea menundukan kepala seperti biasa saat masuk sekolah,menghindari tatapan setiap orang yang seakan akan siap menusuknya kapan saja,sesekali ada yang sengaja menyenggol bahu nya,atau sengaja mendorongnya hingga jatuh lalu tertawa puas,hal ini terjadi setiap hari
"Hey.....lihat di sana tuan putri sedang menikmati paginya yang indah hahahaha" teriak seseorang dari kejauhan "brian has no brain" gerutunya dalam hati,selama ini,brian lah yang paling mencolok untuk urusan membully vrea
"Bagaimana bisa putri koruptor seperti itu masih punya muka untuk sekolah disini?aku yakin uang yg dia gunakan untuk membayar seluruh keperluan sekolah adalah uang haram"
Lalu brian melemparkan sebuah penghapus kapur ke arah vreya dan mengenai pundaknya
"Aw" keluhnya pelan sambil menepuk2 pundaknya yang kotor
"Hentikan kelakuanmu brian!!" suara bagaikan malaikat itu terdengar menghampiri vrea,bu jasmin seorang guru bp
"Vrea mendapat beasiswa sejak masuk sekolah ini! Kamu tidak ber-hak menghakimi dia atas apa yang di lakukan ayahnya!!" bu jasmin terlihat marah,lalu brian pergi dengan raut kesal
"Bu,....tidak perlu melakukan itu,tidak perlu membelaku....tapi....terimakasih" ucap vrea lirih
"Kamu baik baik saja nak?ibu kasian padamu karna kelakuan ayah tiri mu,kamu mendapat masalah seperti ini,tapi ibu bangga kamu masih bersemangat ke sekolah" bu jasmin tersenyum lembut
"Ini semua demi mama.....hanya dia satu satunya semangat saya bu,meskipun...." vrea tak melanjutkan kalimatnya,dan bu jasmin tersenyum memahami keadaanya
"Yasudah .....kamu masuk ke kelas ya"
Vrea mengangguk lalu berjalan menuju kelas

Bukan dia tak ingin membalas perlakuan brian ataupun yang lainya,dia tau dia tak bisa,pernah sekali dia marah dan membentak semua orang,tapi dia hanya di tertawakan,dia tau tak ada yang bisa dia lakukan,dia hanya bisa menahan diri,belajar dengan tekun dan segera meninggalkan sekolah yang terkutuk itu

Vrea menghembus nafas panjang "huffff memang percuma" ucapnya lirih
Sejak dulu dia memang seorang yang pendiam,tak pernah punya teman,dan selalu menjadi sasaran bully,di tambah lagi bulan lalu ayah tirinya yang masuk penjara karna mengkorupsi uang perusahaan besar besaran,

Tak ada satu pun teman,tak ada satupun yang mau dekat dekat dengaanya.....tidak....kecuali dia....vrea tersenyum tipis,semangatnya seakan terpacu kala mengingat seseorang,yang menjadikan satu satunya alasan vrea bisa sedikit menikmati sekolahnya

Vrea masuk kelas,suasana yang ramai menjadi hening dia melangkah menuju bangku belakang,seakan seorang yang di asingkan,
"Selamat pagi tuan putri"sapa brian dengan nada menyindir
"Wah wah perhatian sekali kamu brian....pada tuan putri yang menyedihkan itu,bukankah seharusnya dia sekarang menjadi upik abu? Ya kan? Hahaha " kata kata angel membuat seisi kelas tertawa,jelas namanya tak sesuai dengan kelakuanya
Vrea duduk di bangkunya,beberapa kali membenarkan posisinya tapi tak juga merasa nyaman
Beberapa anak melihatnya sambil cekikikan,vrea menyadari ada yang salah,saat dia berusaha bangun,bangku seakan melekat dengan roknya,dan dia menyadari ada permen karet di sana,vrea berdiri dan berusaha menghilangkan permen karet itu,3buah permen karet,seisi kelas kembali tertawa,sambil menunjuk2 vrea,menertawai kebodohan vrea dan melemparinya dengan kertas dan sampah,vrea tak tahan lagi dan memilih meninggalkan kelas membalut rok kotornya dengan jaket lalu pulang
Saat baru keluar kelas dia berpapasan dengan bu jasmin
"Lho vrea....kamu mau kemana?pelajaran baru saja akan di mulai" tanya bu jasmin sambik mengelus rambut vrea
"Saya tidak enak badan bu,mau izin pulang"
"Ba...baiklah kalai begitu....hati hati di jalan ya nak" vrea mengangguk dan berlalu,
Bu jasmin masuk kelas dan mendapati tempat duduk vrea yang kotor
"Ulah siapa ini!!?" serunya
Seisi kelas diam
"Jangan2 gara gara ini dia pulang"
"Bu jasmin terlalu memanjakanya,dia tidak sakit bu,dasar pemalas saja" sindir angel
"Tidak seharusnya kalian melakukan ini"
"Bu,dia pantas di hukum,dia putri kriminal,pasti dia juga kriminal" brian berseloroh
"Ya,manusia kotor memang harusnya mendapat tempat yang kotor kan?" lanjut angel
Seisi kelas tertawa lagi
"Brian permana!!angela dinda airin!! Kalian berdua,bereskan bangku vrea"
"Tapi bu" protes angel dan brian bersamaan
"Sudah tidak ada tapi tapian,atau kalian mau inu hukum lebih berat"
"Lihat begaimana yang mulia menyusahkan kami" sindir angel sambil memunguti sampah
"Diam angel,jangan menggerutu,ini juga salahmu,peringatan juga bagi kalian,jangan mengganggu vrea terus terusan!!"
"Ya buu..."sahut para siswa dengan nada malas

Sementara itu,vrea menuju taman,dipinggir hutan,dia mengganti rok nya,vrea selalu membawa seragam cadangan,karna dia tau,dia sering di jahili oleh para siswa hingga seragamnya kotor,
Dia duduk di sebuah bangku sambil berusaha membersihkan permen karet yang melekat
" dasar.....iblis...mereka iblis...mereka setan....brian.....kenapa orang seperti itu diizinkan hidup?kenapa dia tidak mati saja!!!" umpat vrea kesal
Tiba tiba angin berhembus kencang,membawa debu dan dedaunan terbang,vrea menutup mata nya,tak lama angin berhenti,dan kembali dia membuka matanya,dia di kejutkan dengan roknya yang tiba tiba bersih!!! "Hah...kemana semua kotoran itu?" batin nya dia masih di selimuti rasa kaget...saat tiba tiba suara seorang pria mengagetkannya "berhati hatilah dengan kata katamu" vrea terperanjak mencari asal suara,tak jauh dari sana,seorang pria dengan pakaian hitam,bertubuh tinggi tegap dan berkulit putih menatapnya lembut "hah?" vrea bingung,dia tak menyadari ada seseorang di sana...mungkin sejak tadi mengawasinya....mungkin kah?
"Kata kata?apa? Siapa kamu?"
"Aku noir...vrea..."
Vrea terkejut....bagai mana dia tau namaku?pikirnya....
"Ha?bagaimana kamu tau namaku? Apa maksud kata katamu?"
Pria itu tersenyum "bagai mana jika yabg kau katakan benar...tentang seseorang yang harusnya mati?"
Barulah dia tersadar....perkataan tentang brian lah yg dia maksud
"Itu bagus kan....dia tidak pantas ada di dunia" vrea beranjak dari duduknya
"Lagi pula bukan urusanmu"
Vrea melangkah pergi menjauhi noir....jantungnya berdebar....entah kenapa dia ketakutan "jika dia mati...itu bagus" umpatnya lagi,sama sekali dia tak menoleh kebelakang,dan berjalan pulang

#part 1 - a story begin - end
#part 2 - guardian

Rabu, 08 April 2015

Segalanya begitu biasa

Udara terbang semakin tinggi ke angkasa
Hilang,jauh.....
Seakan kini terbiasa bernafas tanpa udara
Aku jenuh,
Dunia yang dulu penuh warna,
Entah kenapa semua hanya kelabu
Segalanya begitu biasa

Melodi melodi yang indah....
Sekarang hanya nada nada hampa tanpa suara
Warna warna dunia entah mengapa tak lagi sama
Segalanya begitu biasa

Kebahagiaan yang entah sejak kapan ku lupa
Kesedihan yang kian lama tak ku rasa
Segalanya begitu biasa

Kertas kertas kosong yang memudar karna masa
Jiwa ini terhempas kedalam ruang hampa
Tak ku rasa lagi semangat atau lelah
Segalanya begitu biasa

Kamis, 02 April 2015

"Good girl"?

Ttg wanita yg memmiliki pemikiran
"Akan menemani laki2ny dari "nol" hingga sukses,beberapa orang mungkin berfikir "wanita baik ini siap "menderita" " tapi buat ku opini tsb kurang pas,karna pada dasarnya setiap orang mengharapkan kebahagiaan,hanya saja kebahagiaan bagi setiap orang bisa saja berbeda,dalam hal ini mungkin ttg materi,ada wanita yg nyaman dengan materi yg berlimpah,ada pula yg tidak merasa nyaman seberapa banyakpun materi yg akan dia dapat,ketika seseorang tidak nyaman,rasanya tidak mungkin dia bahagia,
Nah,dalam kategori "wanita baik" menurut orang2,mungkin ya,dia baik,tapi bisa juga karna dia menemukan kebahagiaan dari laki2 yang belum menjadi apa²,dan si wanita ini memiliki keyakinan bahwa "laki2 ini bisa" disitulah dia menemukan kebahagiaan,

Maksud saya,yg utama didapatkan wanita tsb adalah kebahagiaan,yg tidak bs diukur dari segi materi.
Baydeway,ini cmn opini,maaf kalo seandainya ada yg punya pendapat,bahkan keyakinan lain
:)
#ruchan